Mengenai Saya

Foto saya
Bekazi, Jawa Barat, Indonesia

Kamis, 07 April 2011

Kenakalan Orang Tua

Kita mungkin bosan banget kalo ngomongin kenakalan remaja en kenakalan anak-anak. Tapi, kita jarang dengar en ngomongin kenakalan orangtua. Padahal, kalo mo dirunut lumayan banyak juga lho kenakalan ortu dan emang sangat berpengaruh kepada kehidupan kita. Kenakalan orangtua ini bisa diperluas bukan hanya orangtua di rumah alias keluarga kita. Tapi orangtua di masyarakat seperti guru-guru di sekolah, orang-orang dewasa di lingkungan sekitar, orang-orang dewasa yang bisa kita lihat tampilan wajah dan aksinya di televisi, orang-orang dewasa yang saban hari kita temui di sekolah kehidupan kita, termasuk dalam hal ini adalah para ortu yang menjadi pejabat di negeri ini.

Sobat muda muslim, bukan maksud mo ngejelek-jelekkin ortu kita. Nggak. Ini sekadar renungan aja, betapa kita suka lupa bahwa kenakalan remaja nggak bisa lepas juga dari teladan yang sudah ada. Biar adil nih ye, kalo kita ngomongin kenakalan remaja sampe berbusa-busa atau nulis sampe berlembar-lembar lengkap dengan taburan faktanya, maka nggak ada salahnya juga dong kalo kita nyentil dikit kenakalan orangtua.

Eh, sebenarnya bukan nyentil sih, tapi dikit aja kita bahas sebagai bahan renungan buat kita semua. Ya, semoga saja kita juga jadi bisa ngingetin para ortu yang mau nggak mau memang sudah dan akan mewarnai kehidupan kita saat ini. Ortu di rumah, ortu di masyarakat, dan tentunya ortu yang bertugas sebagai pengurus negara dan rakyat. Semua itu adalah ortu kita yang seharusnya menjadi teladan yang baik buat kita dalam menjalani kehidupan ini.

Oya, ampir lupa ngejelasin definisi nakal. Nakal tuh artinya suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu dsb, terutama bagi anak-anak). Juga berarti buruk kelakuan. Kalo kenakalan adalah kata sifat dari nakal atau perbuatan nakal. Bisa juga berarti tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma yang berlaku di masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, 2003, hlm. 772)

Kenakalan orangtua dalam ikatan keluarga
Ehm, terpaksa kudu jujur nih. Seenggaknya ada dua poin yang bisa disebut sebagai kenakalan orangtua secara umum.
Pertama, soal akhlak. Wallahu’alam, apakah karena terlalu sibuk atau nggak ngerti harus berbuat, banyak ortu di rumah yang abai dalam soal akhlak Islam yang baik ini. Padahal, anak or kita-kita akan belajar pertama kali dari cara ortu, karena begitu dekatnya jarak antara kita dengan ortu. Oya, akhlak ini adalah sifat yang harus dimiliki setiap muslim, lho.

Menurut Muhammad Husain Abdullah, dalam kitabnya, Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam, hlm 100, disebutkan bahwa secara bahasa akhlak berasal dari kata al-khuluq yang berarti kebiasaan (as-sajiyah) dan tabiat (at-thab’u). Sedangkan menurut istilah (makna syara’) akhlak adalah sifat-sifat yang diperintahkan Allah kepada seorang muslim untuk dimiliki tatkala ia melaksanakan berbagai aktivitasnya. Sifat-sifat akhlak ini tampak pada diri seorang muslim tatkala dia melaksanakan berbagai aktivitas—seperti ibadah, muamalah, dan lain sebagainya. Tentu, jika semua aktivitas itu ia lakukan secara benar sesuai tuntunan syariat Islam.

Nah, para ortu kita di rumah nggak semuanya ngerti soal ini. Bukan kita ngeledekin or ngejelek-jelekkin, tapi emang faktanya ada yang begitu. Waktu saya di kampung dulu, ada orangtua yang suka ikut ngomporin anaknya untuk berantem dengan temannya. Kata-kata penyemangat yang sebenarnya lebih terasa hasutan dihembuskan, “Kamu jangan mau kalah sama dia. Lawan!”, misalnya.

Akibatnya, memang anak-anak di satu keluarga itu akhirnya jadi belagu dan sering nyebelin kalo bergaul, juga kerap berbuat onar karena merasa ada legalitas secara tidak tertulis dari ortunya itu. Jadi, merasa pasti ada yang bakal ngebelain mereka, gitu lho.

Kedua, mengabaikan pelaksanaan syariat. Urusan sholat seringkali jadi masalah. Pelaksanaan syariat untuk individu ini acapkali diabaikan. Kalo ortunya aja sholatnya sesukanya, atau bahkan nggak sama sekali, akan menimbulkan dampak bagi anak. Apalagi jika menyuruh atau mengingatkan anaknya saja untuk sholat nggak pernah. Wah, mungkin nggak adil juga kalo di kemudian hari nyalahin anak yang nggak sholat. Wong, orangtuanya aja nggak sholat dan nggak membimbing anaknya untuk sholat. Kasihan juga kan?

Pengetahuan dalam hal pelaksanaan syariat untuk individu saja, khususnya berpakaian, seringkali terabaikan oleh para orangtua. Kenakalan ortu yang (mungkin saja) tidak disengaja ini bisa membentuk karakter kita dan sudut pandang kita dalam melihat berbagai masalah. Wajar dong kalo kemudian banyak di antara temen cewek kita yang sulit dikasih tahu tentang wajibnya berjilbab kalo keluar rumah atau ada orang asing (bukan mahram) yang berkunjung ke rumahnya. Karena merasa berkerudung en berjilbab tuh kalo mo ke tempat pengajian aja. Seperti yang dicontohkan ortunya. Sedih deh.

Ini baru soal sholat dan berbusana lho (dan kebetulan memang ini yang lebih menonjol masalahnya). Kayaknya masih banyak deh pelaksanaan syariat Islam yang belum dibiasakan di tengah keluarga oleh para orangtua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar